Saturday, August 13, 2016

Batik Tulis

BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang telah menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khas budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional Khususnya untuk Batik Tulis UKM Kalang Kusuma yang ada di kota Tulungagung Jawa Timur.
Menurut bahasa Jawa kata batik di ambil dari kata “ambatik” yaitu kata “amba” yang berarti menulis dan akhiran “tik” yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi batik mempunyai arti menulis atau melukis titik. Tetapi secara essensial, batik di artikan sebagai sebuah proses atau teknik menahan warna dengan menggunakan lilin malam. Artinya, batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam secara berulang-ulang diatas kain.

B.     Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang Filosofi  batik, terutama tentang batik tulis, teknik, cara pembuatan maupun alat dan bahan pembuatan batik tradisional Indonesia sehingga batik indonesia tetap lestari di lingkungan masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Filosofi Batik Tulis Kalang Kusuma
Filosofi batik di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tingi, tengger, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit
Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret (terletak di Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung). Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Diluar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tingi dan sebagainya.
Obat-obat luar negeri baru dikenal sesudah perang dunia kesatu yang dijual oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh, karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya. Sesudah krisis kegiatan pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan.
Ciri khas dari batik Kalangbret (Tulungagung) dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Di Tulungagung yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan di desa Majan dan Simo. Desa ini juga mempunyai riwayat sebagai peninggalan dari zaman peperangan Pangeran Diponegoro tahun 1825.
Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun perkembangan batik mulai menyebar sejak pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakata, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipengaruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.
Didalam berkecamuknya clash antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan-pasukan pangeran Diponegoro maka sebagian dari pasukan-pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri kearah timur dan sampai sekarang bernama Majan. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan ini desa Majan berstatus desa Merdikan (Daerah Istimewa), dan kepala desanya seorang kiyai yang statusnya Uirun-temurun.Pembuatan batik Majan ini merupakan naluri (peninggalan) dari seni membuat batik zaman perang Diponegoro itu.
Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Sebagai batik setra sejak dahulu kala terkenal juga didaerah desa Sembung, yang para pengusaha batik kebanyakan berasal dari Sala yang datang di Tulungagung pada akhir abad ke-XIX. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.
Adapun filosofi perusahaan adalah melestarikan budaya Indonesia melalui pakaian (batik, ikat, lurit, dan lainnya). Batik Tulis Kalang Kusuma yang beralamat Jalan Wilis IV/27 Kalangbret Tulungagung – Jawa Timur.
  1. Proses Pembuat Batik Tulis Kalang Kusuma
Teknik             :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Cara pembuatan          :          
a.       Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
b.      Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
c.       Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
d.      Mulailah membatik dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik
e.       Setelah semua motif tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses pewarnaan
f.       Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna dengan menggunakan kuas, ulangi sampai beberapa kali.
g.      Tahap selanjutnya adalah proses penghilangan lilin batik dengan cara pengerakan dan melarod
h.      Tahap terakhir dari proses pembuatan batik ini adalah proses pencucian dan penjemuran.
Alat dan bahan           :
a.       Canting --> canting adalah alat untuk membatik. Biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh burung
b.      Gawangan --> adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Gawangan dapat terbuat dari kayu atau bambu
c.       Wajan --> berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat
d.      Anglo / kompor kecil--> digunakan untuk memanaskan wajan
e.       Malam/lilin --> malam batik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin
f.       Bahan pewarna --> biasa juga disebut sebagai wedel atau tom

  1. Produk Batik Tulis Kalang Kusuma



Produk batik tulis Kalang Kusuma berupa kain saja belum ada produk berupa baju. Motif yang dibuat adalah permintaan konsumen.



BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
a.       Produk Batik Tulis Kalang Kusuma berupa kain saja.
b.      Batik Tulis Kalang Kusuma merupakan UKM milik keluarga yang sekarang dipegang oleh bapak Shodiq.
c.       Batik Tulis Kalang Kusuma Batik sekarang sudah tidak dipandang sebelah mata, karena sekarang sudah banyak orang-orang yang menggunakan batik untuk kehidupan sehari-hari. Batik Tulis dipasarkan di beberapa kota besar.
d.      Motif Batik Tulis Kalang Kusuma berdasarkan permintaan konsumen.
e.       Penataan pameran Batik Tulis Kalang Kusuma termasuk penataan terbagus.
f.        Modal yang digunakan oleh Batik Tulis Kalang Kusuma adalah modal keluarga/pribadi.

  1. Saran
a.       Harus selalu menggadakan pameran didalam kota maupun diluar kota lebih sering lagi.
b.      Penataan pameran Batik Tulis Kalang Kusuma Batik perlu ditingkatkan lagi agar konsumen lebih tertarik.
c.       Menggunakan ambassador untuk produk yang diproduksi agar menarik perhatian konsumen.
d.      Batik Tulis Kalang Kusuma harus tetap dipertahankan atau bahkan ditingkatkan agar dapat lebih banyak menarik minat konsumen untuk membeli dan menggunakan batik.



Daftar Pustaka


Share:

0 comments:

Post a Comment