Pada 1998
perekonomian indonesia memasuki masa yang sangat sulit. Pergantian kekuasaan
dari era ke era yang disertai dengan krisis multidimensi mengakibatkan
penganguran di mana-mana. Perekonomian yang saat itu terpusat pada usaha-usaha
besar dan konglomerat mengalami keaulitan besar. Konglomerat mengalami
kesulitan keuangan. Daya beli masyarakat menurun dan perusaha-perusahaan
melakukan PHK.
Di
tengah-tengah ketidak kepastian itu. Para sarjana kesulitan mencari pekerjaan.
Sebagian besar tidak dapat di tampung. Mereka bersaing dengan orang yang telah
jauh berpengalaman dalam mencari kerja. Para sarjana itu pun menjadi
pengangguran.
Siapa yang
mampu di andalkan untuk mengatasi semua itu ?
Benar itu
adalah para wirausaha .
Dalam
pembangunan perekonomian saat itu. Kontribusi mereka masih sangat terbatas.
Mereka lah andalan ekonomi indonesia. Usaha itu belum memiliki karyawan dalam
jumlah yang besar, di pimpin seorang atau beberapa wirausaha, mereka mandiri,
flesibel, tahan banting, efisien, tidak bergantung hutang, dan berbasis sumber
daya lokal.
Bukan Sekedar Tumpang Hidup
Sekalian
umkm telah menjadi tumpuan hidup yang penting, kami ingin menegaskan bahwa
tidak semua orang yang berusaha itu adalah enterpreneur. Kami ingin menegaskan
bahwa enterpreneur adalah seorang yang berusaha dengan keberanian dan kegigihan
sehingga usahanya mengalami pertumbuhan. Jadi, pertumbuhan adalah kata
kuncinya.
Bersahabat Dengan Ketidakpastian
Salah satu
karakteristik utama seorang wirausaha adalah persahabatan yang kental dengan
ketidakpastian (uncertainty). Berbeda dengan mereka yang memilih profesi
sebagai perkerja, manajemen ,atau professional executive. Maka wirausaha
mengeluti ketidakpastian dari hari ke hari.
Usaha Sungguhnya, Bukan Spekulatif
Usaha
sungguhan (real business ) adalah samudra luas yang digeluti seorang wirausaha,
dia tidak mengenal jalan pintas, apalagi cara-cara cepat menjadi lagi pula,
kaya bukanlah tujuan seorang wirausaha. Kaya adalah akibat dari perilaku
berusaha yang jujur, Hasil darti berkerja keras ,dan kepercayaan. Semua itu didapat dari upaya
yang menuntut waktu dan kesungguhan. Tujuan hidup seorang wirausaha adalah
hidup yang mandiri dan bahagia.
Usaha Spekulatif
|
Usaha Rill
|
Wealth = money
|
Wealth = well being
|
Illusionary wealth, magic. (kehidupan yang bisa didapat melalui
spekulasi).
|
Instrinsic wealth. (kehidupan yang artistik, spiritual, intelligence,
intellectual).
|
Tingkat pengembalian (rate of return), kinerja ekonomi (economic
performace), penigkatan (rating and scoring).
|
Kontribusi ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia dan
alam/habitatnya
|
Aset yang terus meningkat nilainnya, penampilan yang berlebih (over
valued asset, handsome performance).
|
Saling memelihara/menjaga. (mengurangi ketergantungan pada uang).
Mengutamakan tata nilai.
|
Yang kaya semakin kaya, uang bisa memperbesar uang.
|
Kekayaan yang diperoleh dari kerja keras, inovasi, dan persaingan.
|
“jangan berkerja untuk uang, buat uang berkerja untuk anda. “berkerja
hari ini untuk hari ini.
|
“jangan berilusi, berkerja keraslah, hidup yang hemat, nikmati pada
masanya.”berkerja sekarang ,nikmati hari tua, dan sisakan untuk generasi yang
akan datang
|
Inilah tradisi wall street
|
Inilah tradisi marketing street
|
Entrepreneurial
Mindset
Pada bagian pertama modul
ini ,anda akan kami perkenalkan dengan karakter-karakter dasar seorang
wirausaha. Menurut mcgraith dan mac millan (2000), ada tuju karakter dasar yang
perluh dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Action
oriented. Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu
(kesempatan0 berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala sesuatunya
jelas dulu , atau budget-nya ada dulu.
2. Berpikir
simpel. Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat komplek, mereka selalu
belajar menyederhanakan
3. Mereka
selalu mencari peluang-peluang baru. Apakah itu peluang usaha yang benar-benar
baru, atau peluang dari usaha yang sama.
4. Mengejar
peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya awas, memiliki
mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki penciuman yang kuat
terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu \
5. Hanya
mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha akan menjadi snagat awas dan
memiliki penciuman yang tajam pada waktunya.
Sucess = f(choise)
|
6. Fokus
pada eksekusi. Wirausaha bukanlah seseorang yang hanya bergelut dengan pikiran,
merenung atau menguji hipotesis, melainkan seorang yang fokus pada eksekusi.
7. Memfokuskan
energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang wirausaha tidak berkerja
sendiri. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak orang,baik dari dalam maupun
luar perusahaanya.
Itulah
karakter – karakter dasar yang disebut sebagai entrepreneurial mindset
Entrepreneurial Mindset
Akhirnya, setiap orang yang mengambil pean atau karier
sebagai wirausaha perluh mengetahui pilihan-pilihan apa saja yang tersedia
dengan menjadi karyawan, intrapreneur, entrapreneur, atau social entrepreneur.
Penjelasan adalah sebagai berikut.
·
Karyawan
: anda berkerja pada
orang lain dan bila berhasil, anda dapat mencapai karier sebagai profesional
eksekutif dengan peran sebagai pengambil keputusan.
·
Intrapreneur
:
status anda adalah karyawan, bekerja pada orang lain, memiliki atasan, tetapi
yang anda cari adalah kemerdekaan dan akses terhadap resource dan anda memiliki
jiwa kewirausahawan
·
Entrepreneur : anda tidak berkerja pada
orang lain, melainkan pada usaha yang anda didirikan atau kembangkan sendiri.
·
Social
Entrepreneur : pelaku
kegiatan sosial yang berwatak entrepreneur
KEPEMIMPINAN
K
|
epemimpinan, bagi seorang
wirausaha adalah modal yang sama pentingnya dengan kepercayaan dan kreatifitas.
Sebuah usaha yang dibangun tanpa kepemimpimpinan yang kuat hanya akan menjadi
usaha kecil yang stagnant (tidak
berkembang). Anda hanya mampu memimpin sedikit orang dari usaha kecil dan tidak
ada pertumbuhan usaha. Tanpa kepemimpinan, tidak ada orang hebat yang bekerja
pada Anda. Karyawan Anda tidak betah bekerja sama dengan Anda, dan pengertahuan
atau pengalaman yang sudah Anda tanam, hilang bersama kepindahan mereka. Tanpa
kepemimpinan, tidak ada visi besar yang dapat dibangun menjadi sebuah usaha
besar. Hanya orang orang yang tak bisa kemana-mana yang bertahan bekerja pada
Anda.
Sebaliknya, kepemimpinanlah yang
akan membentuk usaha Anda menjadi besar dan banyak orang yang mau bekerja
dengan Anda. Kepemimpinan dibentuk bertahan sejalan dengan tumbuhnya usaha.
Dari kombinasi pengetahuan, pengalaman, keterampilan, cara mengarahkan, dan
penerimaan.
Kewirausahaan dengan Kepemimpinan
Dari kisah dan Dik dan Mor
keduanya adalah kakak beradik dari keluarga McDonald’s. Mereka berhasil
membangun kedai siap saji modern karena memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat
dan tajam membaca pasar. Mereka juga memiliki kegigihan, menyukai apa yang
mereka inginkan, jado meramu masakan, dan melayani pelanggan. Mereka juga
cerdik mengorganisasi dapur, pelanggan, dan warungnya.
Pada tahun 1950-an, Dik dan Mor berkenalan
dengan
seorang penjual mesin pembuat minuman yang visioner. Namanya Ray Kroc. Ray
cemas melihat pelanggan yang membeli mesin darinya ini mengalami kemunduran
usaha. Dia lalu menawarkan sebuah solusi. Dia menuangkan semua konsep yang ada
di kedua kepala kakak beradik itu ke dalam sebuah manual tertulis yang diberi
nama McDonal’s system. Manual itu
dibeli oleh Ray dan dia pun mendapat
hak untuk memperluas bisnis McDonald’s dengan konsep franchise!
Di luar dugaan, peminatnya sangat
banyak. Mereka datang dari berbagai kota di Amerika Serikat. Dalam tempo 4
tahun, Tay Kroc berhasil membuka 100 cabang McDonald’s tanpa modal sama sekali.
Semuanya dibiayai oleh para franchise.
Wirausaha Indonesia Tanpa
Kepemimpinan
Kepemimpinan selalu menjadi isu
yang sangat diperhatikan dari awal orang-orang bergabung ke dalam suatu usaha
untuk mencapai sesuatu. Beberapa peneliti yang menyusun teori kepemimpinan:
Teori
Karakteristik
Berfokus pada ciri-ciri pemimpin
yang mungkin digunakan untuk mebedakan pemimpin dari non pemimpin. Mereka
menemukan setidaknya ada enak karakter yang terkait dengan kepemimpinan
efektif, yaitu sebagai berikut :
a.
Dorongan.
b.
Kehendak
untuk memimpin.
c.
Kejujuran
dan integritas.
d.
Kepercayaan
diri.
e.
Kecerdasan.
f.
Pengetahuan
yang terkait dengan pekerjaan.
Teori
Perilaku
|
Dimensi
Perilaku
|
Kesimpulan
|
Studi
Leadership dari Universtias Lowa
|
Gaya
Demokratis : melibatkan bawahan, mendelegasikan wewenang, dan mendorong
partisipasi.
Gaya
otakratis : mendikrekan metode kerja, memusatkan pengambilan keputusan, dan
membatai partisipasi.
Gaya
laissez faire : memberikan kebebasan pada kelompok untuk membuat keputusan
dan menyelesaikan pekerjaan.
|
Kepemimpinan
yang paling efektif adalah kepemimpinan dengan cara yang demokratis.
|
Studi
Leadership dari Ohio State
|
Pertimbangan
: Mempertimbangkan ide dan perasaan parapengkutnya.
Mengadakan
struktur : menyusun tugas dan hubungan kerja untuk memenuhi tujuan pekerjaan.
|
Pemimpin
tinggi-tinggi (tinggi dalam pertimbangan dan tinggi dalam pengadaan struktur)
mencapai kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi, tapi tidak dalam semua
situasi.
|
Studi Leadership
dari Universitas Michigan
|
Beroroentasi
Karyawan : Menekankan hubungan antar-pribadi dan memerhatikan kebutuhan
karyawan.
Berorientasi
Produksi : Menekankan aspek teknis atau tugas dari pekerjaan.
|
Pemimpin
yang berorientasi karyawan terkait dengan produktivitas kelompok yang tinggi
dan kepuasan kerja yang lebih tinggi
|
Kisi
- Kisi Manajerial
|
Memerhatikan
Manusia : Mnegukur perhatian pemimpin terhadap bawahan pada skala 1-9(rendah
sampai tinggi).
Perhatikan
Akan Produksi : Mengukur perhatian pemimpin untuk menyelesaikan pekerjaan
pasa skala 1-9 (rendah sampai tinggi).
|
Pemimpin
berkinerja sangar baik jika gayanya 9.9 (perhatian yang tinggi ata produksi
dan perhatian yang tinggi atas manusia/bawahan).
|
Followers
Vs. Leaders
Folloers
|
Leaders
|
Bereaksi
(reaktif)
|
Berinisiatif
|
Listen.
Tunggu telepon masuk
|
Lead.
Angkat telepon
|
Membuang-buang
waktu, reaching to problems
|
Gunakan
waktu dengan perencanaan dan antisipasi masalah
|
Spend time
with people
|
Invest time
with people
|
Kalender
diisi dengan jadwal yang sudah diperintahkan
|
Mengisi
kalender dengan prioritas-prioritas ke depan, action.
|
Pemimpin vs
Manajer
PEMIMPIN
|
MANAJER
|
Memperbarui/menciptakan sistem
baru.
|
Memlihara sistem yang ada,
bekerja dengan sistem
|
Bebas, merdeka, kreatif, berani
melakukan kesalahan, tetapi tetap disiplin
|
Patuh, disiplin, tidak memberi
ruang bagi kesalahan
|
Berani menghadapi tantangan
|
Menghindari risiko
|
Orientasi ke masa depan di
suatu tempat yang berbeda, imaginatif (be
somewhere one day, learning from the future)
|
Orientasi di sini, hari ini (here & now), learning from the past
|
Dasarnya adalah kreativitas dan
karakter
|
Menciptakan pengikut dan
“bawahan”
|
Tak terlalu memikirkan posisi,
lebih pada manfaat, nilai, dan tanggung jawab
|
Dasarnya adalah komperensi dan profesionalisme
|
Jenis Kepemimpinan :
1.
Kepemimpinan
Transformasional Transaksional
2.
Kepemimpinan
Karismatik Visioner
3.
Kepemimpinan
Tim
Hal hal yang harus diperhatikan
oleh pemimpin efektif :
a.
Ciptakan
tatanan nilai dan keyainan untuk para karyawan dan buatlah agar mereka
bergairah mengejarnya.
b.
Hargai
dan dukung hal-hal positif yang dicapai para karyawan.
c.
Berikanlah
contoh. Tindakan seorang pemimpin haruslah selalu sesuai dengan apa yang
dikatakannya.
d.
Fokuskan
upaya para karyawan terhadap tujuan yang menantang dan terus arahkan mereka
oada tujuan tersebut.
e.
Sediakan
sumber daya yang dibutuhkan karyawan untuk mencapai tujuan.
f.
Berkomunikasilah
dengan para karyawan.
g.
Hargai
keragaman para pekerja.
h.
Rayakan
setiap keberhasilan bersama para pekerja.
i.
Doronglah
kreativitas di antara para pekerja.
j.
Pertahankan
selera humor
k.
Tataplah
terus masa depan
ETIKA BISNIS
S
|
ebagian
orang memilih bekerja keras dan membangun usaha dengan keringat dan air mata. Namun,
sebagian orang mengambil jalan pinas. Mereka yang mengambil jalan pintas ini
menerima order dan mengambil uang, tapi tidak pernah menyerahkan hasil
pekerjaan yang berkualitas. Mereka membuka usaha money games, pinjaman berantai, investasi palsu, atau segala
sesuatu yang menggiurkan, tapi mengorbankan keselamatan penumpang. Mereka
menjual saham dengan harga tinggi, tapi laporan keuangannya tidak jujur.
Reputasi
adalah apa yang diucapkan para pelaar saat jasad seseorang disemayamkan di
tempar perustiraharan terakhir.
Karakter
adalah akar dari reputasi. Ini adalah apa yang diucapkan malaikat kepada Tuhan
tentang kita.
Hal
yang perlu diperhatikan agar berbisnis dapat dilakukan dengan etis adalah :
1.
Berperilaku jujur dalam
menjalankan aktivitas bisnis.
2. Menaati
tata nilai.
3.
“Walk the walk” bermakna konsisten
antara apa yang dilakukan dengan apa yang diucapkan.
Pemahaman
Mengenai Etika dalam Berbisnis
Usaha yang
langgeng adalah usaha yang dijunjung oleh nilai-nilai etika.
Menurut
The Word Book Encyclopedia (2008), etika mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang benar dan salah dengan menggunakan metoe “reasoning”, bukan benar-salah
menurut kepercayaan atau tradisi.
Apa yang Saya
Katakan
|
Apa yang Saya
Lakukan
|
Apa yang
Mereka Kerjakan
|
Saya berkata
kepada karyawan:
|
|
|
“Datanglah ke
kantor tepat waktu
|
Saya tiba
tepat waktu
|
Mereka datang
tepat waktu
|
“Bersikaplah
positif”
|
Saya
menunjukkan sikap positif
|
Mereka akan
berperilaku positif
|
“Utamakan
pelanggan”
|
Saya
mendahulukan konsumen
|
Mereka
mengutamakan konsumen
|
Apa
yang Saya Katakan
|
Apa
yang Saya Lakukan
|
Apa
yang Mereka Kerjakan
|
Saya berkata kepada karyawan:
|
|
|
“Datanglah ke kantor tepat waktu
|
Saya selalu terlambat
|
Beberapa karyawan akan tepat waktu dan yang
lainnya tidak
|
“Bersikaplah positif”
|
Saya menjalankan perilaku negatif
|
Beberapa orang yang positif, selebihnya berperilaku negatif
|
“Utamakan pelanggan”
|
Saya mengutamakan diri saya lebih dulu
|
Beberapa orang yang mendahulukan pelanggan, yang
lainnya tidak
|
Tips Praktis
Untuk
menjalankan bisnis yang beretika, perhatikan hal-hal berikut ini.
1.
Jangan masuk ke dalam
bisnis yang tidak riil, apalagi menjanjikan kekayaan dalam waktu cepat.
2. Yakinkan
dan ucapkan terus dalam diri Anda bahwa Anda mampu bekerja keras dan kerja
keras selalu berakhir baik.
3. Berbinislah dengan nilai-nilai
kejujuran, keadilan, persamaan, keterbukaan, win-win, melayani, dan tanamkan
nilai-nilai itu di usaha yang Anda bangun.
4. Jangan
tergoda untuk cepat berhasil. Ingatlah, semua ada waktunya. Waktu yang terlalu cepat dipacu dapat
berisiko negatif.
5.
Rekrutlah karyawan yang
jujur dan jalankan apa yang Anda ucapkan.
0 comments:
Post a Comment