BAGIAN I
INTRODUKSI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
BAB 1
Administrasi, Organisasi dan Manajemen
Pendahuluan
Di sinilah
mulai timbul administrasi, yaitu proses kegiatan untuk mencapai tujuan
yang dilakukan oleh seseorang. Orang yang melakukan administrasi dinamakan administrator.
Dengan demikian, siapapun dapat melakukan administrasi. Hanya saja ada orang
yang melakukan administrasi itu dengan tidak terarah, tetapi ada pula orang
yang melakukan administrasi tersebut secara teratur, sehingga dapat mencapai
tujuan dengan memuaskan. Administrasi modern
menghendaki supaya kegiatan Setiap orang tentu mempunyai tujuan
dan berusaha untuk mencapainya. Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang,
antara lain karena pengaruh pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Namun demikian,
setiap orang akan sama dalam satu hal, yaitu ingin mempertahankan dan memenuhi
kebutuhan hidupnya. Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidup ini dapat
dianggap sebagai tujuan pokok manusia. Untuk mencapai tujuan itu, orang harus
melakukan aktivitas-aktivitas (kegiatan) tertentu. -kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu teratur.
Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya, maka adakalanya
dia tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuannya itu
sendirian saja. Untuk itu dia harus menggunakan tenaga orang lain, dalam arti
bekerja sama dengan orang lain, dalam mencapai tujuannya, atau berorganisasi.
Dalam organisasi ini diperlukan pula manajemen, yaitu usaha untuk
mengkoordinasikan semua tugas yang hendak dicapai. Dengan demikian, organisasi
dan manajemen adalah merupakan sarana dari administrasi.
Bagaimana bentuk organisasi dan bagaimana pula manajemen yang akan
dijalankan adalah sangat tergantung kepada tujuan yang hendak dicapai. Dalam
buku ini akan dibahas model-model organisasi dan manajemen yang dapat dijadikan
sebagai kerangka pemikiran dalam mendalami administrasi, organisasi, dan
manajemen.
Hubungan Administrasi, Organisasi dan Manajemen
a. Pentingnya Administrasi
Kalau kita mengikuti warta berita melalui radio atau televisi, kita
dihadapkan kepada peristiwa yang menyenangkan atau menyedihkan hati. Peristiwa
yang menyenangkan umpamanya bagaimana orang Jepang dan Perancis telah menikmati
teknologi modern seperti naik kereta api tercepat di dunia yang dapat mempersingkat
jarak antar kota. Peristiwa yang menyedihkan umpamanya adalah perang di
Afganistan, Irak dan lain sebagainya. Dalam peristiwa yang menyenangkan itu
tergambar di pikiran kita suatu tingkat kemakmuran yang telah dicapai oleh
suatu bangsa, sedangkan pada peristiwa yang menyedihkan tergambar suatu tingkat
kesengsaraan yang diderita suatu bangsa.
Setelah melihat contoh-contoh peristiwa tersebut di atas, tentu timbul
pertanyaan dalam hati kita. Mengapa suatu negara dapat meningkatkan kemakmuran
bangsanya, sedangkan di pihak lain ada negara yang sengsara? Dalam menjawab
pertanyaan ini mungkin banyak sebab dan alasan yang dapat dikemukakan antara
lain faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Jepang sesudah
Perang Dunia II umpamanya, hancur dan menderita, baik secara material maupun
secara mental. Dengan tekad, kerja keras dan disiplin yang ketat, maka bangsa
Jepang dalam waktu yang relatif singkat dapat membangun ekonomi negaranya,
sehingga dengan demikian pembangunan politik, sosial, dan budayanya juga dapat
ditingkatkan. Berhasilnya Jepang menjadi negara yang maju dan menyamai negara
Barat didukung pula oleh faktor politik yang relatif stabil serta sifat
masyarakatnya yang suka bekerja keras dan disiplin seperti yang dikemukakan di
atas. Sebaliknya Palestina, Kamboja, Afganistan, Kuwait dan Irak telah menjadi
neraka dunia karena pertentangan ideologi politik yang berkembang menjadi
perang terbuka dan berkepanjangan. Masyarakat akan lebih banyak memikirkan
bagaimana menyelamatkan nyawa dan harta bendanya, antara lain dengan pergi
mengungsi. Akibatnya sektor-sektor produksi akan berhenti bekerja dan
sekolah-sekolah ditutup, sehingga baik sektor ekonomi maupun sosial negara
tersebut lumpuh.
Namun di balik semua itu, pernahkah terpikir oleh kita apa yang menjadi
sumber penyebab utama mengapa suatu bangsa bertambah makmur atau bertambah
sengsara? Jika kita telusuri secara mendalam sumber penyebabnya, maka kita akan
datang kepada suatu pertanyaan lagi, yaitu siapa yang mengelola negara itu dan
ke arah mana negara ini akan dihadapkan. Jawabannya, yang mengelola dan
mengarahkan suatu organisasi negara ini adalah seorang administrator seperti
presiden, gubernur, bupati, walikota, camat, lurah. Di
universitas/institut, administrator disebut rektor, di fakultas disebut dekan.
Di perusahaan dikenal sebutan presiden direktur, direktur, manajer, dan lain
sebagainya. Jadi, administrator sangat besar peranannya karena dialah yang
bertanggung jawab atas seluruh pengarahan jalannya organisasi, apakah dapat
berhasil meningkatkan kemakmuran atau justru meningkatkan kesengsaraan. Dengan
perkataan lain, tugas seorang administrator adalah melakukan administrasi,
yaitu serangkaian kegiatan (aktivitas) penyelenggaraan untuk mencapai tujuan.
Oleh sebab itu, administrasi penting sekali perannya baik dalam organisasi
negara maupun dalam organisasi niaga. Untuk memahami
organisasi dan manajemen maka terlebih dahulu harus dipahami apa yang dimaksud
dengan administrasi.
b. Pengertian Administrasi
Kata administrasi berasal dari kata ad dan ministro (Latin)
yang berarti “melayani atau menyelenggarakan” (Webster, 1974).
Definisi yang sederhana dari administrasi adalah suatu proses kegiatan
penyelengaraan yang dilakukan oleh seorang administrator secara teratur dan
diatur melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan
akhir yang telah ditetapkan.
Proses adalah kegiatan yang terjadi secara beruntun dan susul
menyusul, artinya selesai yang satu harus diikuti yang lain sampai titik akhir.
Teratur maksudnya adalah bahwa kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan.
Diatur maksudnya ialah bahwa seluruh kegiatan itu harus
disusun, disesuaikan satu sama lainnya supaya terdapat keharmonisan dan keseimbangan
tugas.
Dalam pengertian tersebut, administrasi lebih ditekankan pada proses
kegiatan penyelenggaraan. Sebagai proses kegiatan, administrasi dapat dilakukan
oleh siapa saja.
Contoh:
si A bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Pertama-tama ia merencanakan membuka toko kecil di pinggir jalan, barang
apa yang akan dijual, dan dari mana modal diperoleh. Kalau perencanaan ini
sudah matang, maka mulailah ia membangun tokonya lalu membeli barang-barang
yang akan mengisi toko serta peralatannya, mengatur keluar masuk uang, serta
melayani orang-orang yang berbelanja, dan sekaligus pula mengawasi
barang-barangnya. Semua tindakan si A dalam mengelola toko kecil ini disebut
tindakan seorang administrator. Jadi, untuk mencapai tujuannya si A telah
melakukan berbagai-bagai kegiatan yang ditangani sendiri yang bersifat
administratif. Untuk lebih jelasnya, administrasi yang dilakukan oleh si A
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Kegiatan Tujuan
- Merencanakan toko
- Merencanakan isi toko
- Merencanakan modal
-
Kesejahteraan
- Membeli peralatan
- Membeli barang-barang
- Mengatur keluar masuk uang
- Melayani orang berbelanja
- Mengawasi barang-barang
- dan sebagainya
Usaha
yang dilakukan oleh si A tersebut di atas masih bersifat sederhana, sehingga
administrasi itu dapat dilakukannya sendiri, tetapi kalau usaha tersebut telah
besar, maka tugas yang dilakukan bertambah banyak pula. Dalam keadaan yang
demikian, administrasi tidak mungkin lagi dilakukan oleh A sendiri saja.
Contoh: toko si A telah besar dan berkembang menjadi toko serba ada, maka
si A memerlukan tempat yang luas. Barang-barang yang dibutuhkan banyak macamnya
sehingga diperlukan keahlian khusus dalam memilih barang-barang yang akan
dijual. Di
samping itu diperlukan pula keahlian dalam mengatur keluar masuknya uang.
Demikian pula dalam menjual barang-barang diperlukan keahlian yang khusus
terutama dalam hal memperagakan barang-baranng kepada pembeli.
Terhadap
usaha-usaha yang telah berkembang ini, tidak mungkin lagi administrasi dikerjakan
oleh seorang saja seperti si A, tetapi sudah diperlukan kerja sama dan bantuan
dari orang lain. Disinilah mulai timbul organisasi. Dalam organisasi diperlukan
pengarahan terhadap orang-orang yang bekerja sama dalam membantu administrator agar
tujuan yang diingini tercapai. Disinilah mulai timbul manajemen.
Sehubungan
dengan hal ini, maka administrasi dapat didefinisikan seperti dikemukakan oleh
John M. Pfiffner dan R.V. Presthus dalam bukunya Public Administration yaitu
“pengkoordinasian dan pengarahan sumber-sumber tenaga manusia dan material
untuk mencapai tujuan yang diingini”. Dalam hal ini, administrasi lebih
ditekankan kepada kegiatan mengkoordinasikan orang-orang yang bekerja sama,
alat-alat dan dana yang dipakainya untuk mencapai tujuan yang diingini.
Definisi yang hampir serupa diberikan oleh William H. Newman dalam bukunya Administrative
Action, yaitu bahwa administrasi itu adalah “pengarahan, kepemimpinan,
dan pengendalian dari usaha-usaha sekelompok orang dalam rangka pencapaian
tujuan yang umum (pokok)”
Jadi
dapat disimpulkan di sini bahwa dalam usaha yang telah berkembang, tugas
seorang administrator dalam melakukan administrasi itu lebih banyak mencakup
koordinasi dan pengawasan (pengendalian). Pengkoordinasian maksudnya melakukan
penyelarasan waktu dan penyatuan bermacam-macam tugas supaya semuanya mengarah
kepada tujuan yang diingini.
Dari
uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam melakukan administrasi, seorang
administrator dibantu oleh orang-orang yang bekerja sama dalam menjalankan
tugas-tugas yang harus ditunaikan dan tugas-tugas tersebut harus diselaraskan
dan dipadukan supaya mengarah kepada tujuan yang diinginkan. Kerja sama
orang-orang dalam mencapai tujuan itu perlu disusun dan diatur, dan untuk itu
administrasi memerlukan organisasi. Oleh karena di dalam administrasi ini yang
dihadapi adalah orang-orang yang bekerja dengan akal dan perasaannya dengan
menggunakan alat-alat dan materi lainnya, maka orang-orang perlu digerakkan
menuju sasaran yang akan dicapai. Untuk itu diperlukan manajemen.
Berdasarkan uraian di atas, maka administrasi modern dapat diartikan secara
luas yaitu meliputi organisasi dan manajemen.
Organisasi dan Manajemen
Sebagai Fenomena Masyarakat
Sebenarnya sejak dalam kandungan, secara tidak langsung manusia telah
diperkenalkan dengan organisasi dan manajemen. Umpamanya betapa orang tua
secara berkala memeriksakan dirinya pada bidan, atau dokter. Betapa pula bidan
atau dokter mengarahkan orang tua tersebut dalam memelihara kesehatannya supaya
anak dalam kandungan dapat dilahirkan dengan selamat dan sehat. Apalagi jika
sudah mendekati kelahirannya, bagaimana orang-orang disekelilingnya disibukkan
dengan berbagai tugas dalam menyambut kelahirannya itu. Ketika
sudah lahir, mau tidak mau dia langsung memasuki organisasi yang disebut
keluarga.
Dari
contoh tersebut dapat dijelaskan bahwa manusia dilahirkan bahwa manusia
dilahirkan dengan kodrat serba kekurangan dalam arti dia tidak dapat memenuhi
kebutuhannya kalau tidak ada yang menolong. Dia tidak akan dapat minum atau
makan kalau tidak diberi minum atau makan oleh orang tuanya. Dia hanya dapat
berkominikasi dengan tangisan saja, dengan tangis inilah dia memberitahukan apa
yang diingininya dari orang lain. Walaupun suatu ketika manusia akan dewasa dan
dapat berdiri sendiri, tetapi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dia masih
memerlukan kerja sama dan tolong menolong dengan orang lain atau berorganisasi.
Dalam organisasi, manusia dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang
dimilikinya. Ada
kecenderungan bahwa semakin banyak keperluan yang harus dipenuhi, maka semakin
banyak pula ia harus bekerja sama dengan orang lain dan bertambah banyak pula
ia harus memasuki organisasi. Oleh sebab itu, pada akhirnya dalam hampir
seluruh aspek kehidupannya dan dimana pun dia berada, akan diresapi, diarahkan
dan dikendalikan oleh organisasi. Dengan demikian
organisasi dan manajemen akan dijumpai atau ada di segala bidang kehidupan
manusia dimana pun dia berada, dan ini disebut fenomena masyarakat.
Fenomena artinya wujud yang ada di mana-mana.
Pengertian Organisasi
Organisasi dapat diartikan bermacam-macam tergantung dari arah mana kita
memandangnya. Teori klasik memandang organisasi itu sebagai suatu wujud.
Sedangkan teori sistem memandang organisasi sebagai suatu proses.
Jika kita memandang dari segi wujud, maka organisasi adalah kerja sama
orang-orang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diingini. Contoh:
seorang bapak mengajak anaknya mengangkat sebuah meja ke pinggir jalan untuk
tempat berjualan. Dari contoh ini kita melihat adanya suatu organisasi.
Walaupun bentuk organisasi ini masih sederhana, tetapi telah terlihat adanya
ciri-ciri organisasi, yang sekurang-kurangnya harus ada untuk setiap organisasi
mana pun juga. Ciri-ciri tersebut adalah:
- Ada orang-orang, dalam arti lebih dari satu orang (bapak dan anak)
- Ada kerja sama (mengangkat sebuah meja)
- Ada tujuan (untuk berjualan)
Dalam bentuk sederhana ini, organisasi belum memerlukan pengaturan yang
rapi. Walaupun demikian, dalam contoh tersebut di atas telah terlihat adanya
orang yang mengarahkan (bapak) dan orang yang diarahkan (anak).
Sehubungan dengan pengertian tersebut di atas, maka beberapa ahli
mendefinisikan organisasi sebagai berikut:
- Malinowski mendefinisikan organisasi sebagai “suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas atau tugas umum, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi, patuh pada peraturan”. Walaupun Malinowski tidak menyebutkan untuk apa berorganisasi, tetapi dapat disimpulkan bahwa kelompok orang yang bekerja sama itu adalah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- James D. Mooney mengatakan bahwa”organisasi timbul bilamana orang-orang bergabung dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama”.
- Begitu pula Chester I. Barnard yang berpendapat bahwa “organisasi ada bila orang-orang berhubungan satu sama lain, mau menyumbangkan kegiatan-kegiatan atau bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.
- Henry L. Sisk memandang organisasi sebagai “suatu kesatuan yaitu sekelompok orang terlibat secara bersama-sama di dalam hubungan yang resmi untuk mencapai tujuan-tujuan”.
Dalam tiga pengertian terakhir di atas, para ahli
tersebut tidak menyebutkan bahwa dalam bekerja sama itu orang-orang perlu
diperlengkapi dengan alat-alat, dana dan teknologi, dan bahwa orang terikat
pada lingkungan dan peraturan tertentu, sehingga dengan demikian mereka
diharapkan dapat dengan sukses mencapai sasaran dan tujuan. Oleh sebab itu
untuk melengkapi pandangan kita terhadap pengertian organisasi dalam
dinamikanya ini, maka organisasi dapat disimpulkan sebagai ”kerja sama
orang-orang atau kelompok orang dengan menggunakan dana, alat-alat, dan
teknologi, serta mau terikat dengan peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu
supaya dapat mengarah pada pencapaian tujuan yang diingini”.
Kalau organisasi sudah besar yaitu orang-orang yang bekerja sama telah
banyak dan tujuan yang akan dicapai telah luas, maka timbullah hubungan kerja
yang ruwet atau kompleks antara sesama orang yang menunaikan tugas dalam
organisasi tersebut. Organisasi yang sudah besar umpamanya organisasi
universitas, rumah sakit, partai politik, kelurahan, perusahaan penerbangan,
perusahaan dagang, koperasi, dan sebagainya.
Bila organisasi telah kompleks, maka diperlukan suatu pengaturan yang rapi
terhadap orang-orang yang bekerja sama dalam suatu wadah tertentu. Dalam hal
ini organisasi dapat dipandang sebagai suatu wadah atau tempat orang bekerja
sama melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Sesuai dengan tugas yang dilakukan anggotanya, maka organisasi ada yang diatur
secara jelas batas-batas tugas atau strukturnya. Struktur adalah suatu rangka
yang menunjukkan setiap tugas orang di dalam organisasi sehingga jelas
batas-batas, hubungan, wewenang, dan tanggung jawabnya dalam usaha mencapai
tujuan yang diingini.
Organisasi dalam suatu wadah dapat dijelaskan dengan contoh organisasi
universitas. Dalam menjalankan tugasnya, rektor dibantu oleh tiga orang wakil
rektor, yaitu wakil rektor I, II, dan III. Rektor membawahi dekan fakultas yang
jumlahnya sesuai jumlah fakultas yang ada di universitas tersebut, ketua
lembaga penelitian, ketua lembaga pengabdian kepada masyarakat, kepala unit
pelaksana teknis seperti perpustakaan dan komputer. Sebagai unit pelayanan,
rektor didampingi pula oleh kepala biro administrasi umum dan kepala biro
administrasi akademik dan kemahasiswaan.
Rektor sebagai pimpinan universitas bertugas mengkoordinasikan seluruh
kegiatan yang ada di bawah lingkungan universitas. Wakil rektor I bertugas
mewakili rektor dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan universitas, serta
pelaksanaan kegiatan kerjasama dengan pihak luar. Wakil rektor II bertugas
mewakili rektor dalam memimpin pelaksanaan di bidang administrasi umum. Wakil
rektor III bertugas mewakili rektor dalam memimpin pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang bersifat ekstra kurikuler. Dekan fakultas bertugas memimpin
pelaksanaan kegiatan dan pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat,
dan pembinaan civitas akademika di lingkungan fakultasnya masing-masing.
Lembaga penelitian bertugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta melaksanakan penelitian. Lembaga
pengabdian kepada masyarakat bertugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan
serta usaha-usaha universitas dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Biro
administrasi umum melaksanakan pelayanan dalam bidang administrasi umum seperti
keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan dan peralatan dan sebagainya
terhadap semua unsur di lingkungan universitas. Unit pelaksana teknis seperti
perpustakaan dan komputer mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis
pelaksanaan tugas pokok universitas di bidang masing-masing seperti
perpustakaan dan komputer. Biro administrasi akademik dan kemahasiswaan
bertugas memberikan pelayanan di bidang akademik dan kemahasiswaan. Untuk
jelasnya hubungan-hubungan tugas yang ada di universitas dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 1
Struktur Organisasi
Universitas
Keterangan:
UPT = Unit Pelaksana
Teknis
Sumber : Pedoman
Umum Perguruan Tinggi.
Organisasi
yang mempunyai struktur yang jelas tersebut dinamakan organisasi formal.
Di dalam organisasi formal, setiap tugas, hubungan-hubungan tugas dan tanggung
jawab masing-masing orang telah diatur secara resmi oleh peraturan yang telah
ditentukan. Hanya saja organisasi formal ini tidak selalu dapat memenuhi
keperluan, hasrat dan perasaan dari orang-orang yang bekerja dalam organisasi
tersebut, sehingga mereka mencari saluran lain, yaitu saluran informal.
Contoh:
seorang mahasiswa tidak diberi kartu pengikut ujian semester oleh tata usaha
karena ia belum melunasi uang kuliah. Namun karena mahasiswa yang bersangkutan
hubungannya dekat dengan pimpinan fakultas (dekan) maka ia diberi ijin pengecualian
untuk mengikuti ujian tersebut oleh dekan.
Contoh lain misalnya di dalam suatu instansi pemerintah atau swasta. Si A
sudah seharusnya naik pangkat karena ia telah bekerja lebih dari empat tahun,
tetapi oleh atasannya tidak pernah diusulkan untuk maik pangkat, sehingga si A
kecewa atas perlakuan atasannya itu. Kebetulan ia kenal baik dengan pucuk
pimpinan di bagian (biro) tempat ia bekerja, mungkin dulu pernah satu kelas di
SMA, sehingga ia mengadukan nasibnya pada pucuk pimpinan ini. Pucuk pimpinan berjanji
akan memanggil atasan si A untuk membereskan kenaikan pangkatnya. Tidak lama
sesudah itu si A naik pangkat.
Kalau organisasi formal tidak dapat dijadikan saluran untuk memenuhi
keperluan dan keinginan para peserta organisasi, maka mereka akan mencari wadah
yang tidak resmi dan disebut organisasi informal. Organisasi informal
adalah suatu wadah kerja sama yang jalinan hubungan antara sesama orang tidak
melalui saluran resmi tetapi timbul karena hubungan pribadi dalam usahanya
memenuhi keperluannya. Di dalam organisasi manapun juga timbulnya organisasi
informal dalam organisasi formal tidak dapat dihindari dan dikenal antara lain
dengan istilah klik, shadow group, dan lain-lain.
Seperti telah dikemukakan bahwa di dalam organisasi formal setiap orang memiliki
batas tugasnya masing-masing dan berbeda satu sama lain. Walaupun berbeda,
tidak berarti masing-masing tugas itu berdiri sendiri dan terlepas satu sama
lain karena salah satu unsur yang mengikat organisasi adalah adanya kerja sama.
Seperti contoh sebelumnya, tugas Wakil Rektor I adalah memimpin pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat di
lingkungan universitas, serta pelaksanaan kegiatan kerjasama dengan pihak luar.
Namun Wakil Rektor I tidak mungkin menyelenggarakan bidang pendidikan kalau Wakil
Rektor II tidak menyediakan dana dan peralatan baginya. Oleh sebab itu, kerja
sama sangat diperlukan dalam organisasi karena satu tugas dengan tugas yang
lain saling tergantung.
Sehubungan dengan ini maka Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig dalam
bukunya Organization and Management mendefinisikan organisasi sebagai “penyusunan
dan penyatuan berbagai kegiatan-kegiatan dimana orang-orang bekerja sama di
dalam suatu hubungan yang saling ketergantungan”. Mereka berpendapat bahwa
suatu organisasi harus memuat sekurang-kurangnya empat unsur sebagai berikut:
- Goals-oriented yaitu mengarah kepada pencapaian tujuan.
- Psychosocial system yaitu orang-orang berhubungan satu sama lain dalam kelompok kerja.
- Structural ativities yaitu orang-orang bekerja sama dalam suatu hubungan yang terpola.
- Technological system yaitu orang-orang menggunakan pengetahuan dan teknologi.
Di dalam definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas, organisasi di
pandang dari segi statisnya yaitu suatu badan atau struktur.
Teori modern memandang organisasi sebagai suatu sistem yang berproses.
Yang dimaksud “sistem” adalah bagian-bagian dari organisasi yang berhubungan
satu sama lain menjadi satu kesatuan secara keseluruhan. Bagian-bagian itu
terdiri dari faktor-faktor luar dan dalam organisasi. Faktor luar organisasi
adalah faktor lingkungan dimana organisasi itu berada seperti faktor
politik, ekonomi, sosial dan budaya, teknologi, hukum, demografi, sumber-sumber
alam, langganan, nasabah, dan lain-lain. Faktor dalam organisasi adalah
antara lain orang-orang yang bekerja, tugas dan tanggung jawab, hubungan kerja,
dana dan alat-alat, peraturan dan prosedur kerja, dan lain-lain. Organisasi
sebagai proses sistem terdiri dari faktor-faktor luar dan faktor-faktor dalam
yang berhubungan atau berinteraksi satu sama lain, saling mempengaruhi sehingga
merupakan suatu kesatuan.
Chester I. Barnard adalah orang pertama yang meletakkan dasar dari teori
modern dan mengemukakan bahwa”organisasi adalah merupakan suatu sistem yaitu
sistem sosial yang dinamis dari hubungan kerja sama yang bertujuan untuk
memuaskan keperluan orang-orang”.
Selanjutnya Herbert G. Hicks dan C. Ray Gullet mendefinisikan organisasi
sebagai “suatu proses yang tersususn dalam mana orang-orang berhubungan
untuk mencapai tujuan”. Sedangkan George Hommans mengemukakan bahwa
organisasi terdiri dari sistem lingkungan luar (external environment)
dan sistem dalam (internal environment) organisasi dalam hubungannya
yang saling tergantung satu sama lain. Demikian pula Henry
L. Sisk dalam bukunya Management and Organization mendefinisikan
organisasi sebagai “suatu proses pembentukan atau penyusunan bagian-bagian
sehingga menjadi keseluruhan”. Menurutnya ada tiga unsur yang disusun dalam
proses organisasi ini, yaitu: pekerjaan, orang-orang, dan sistemnya.
Jadi
dalam pandangan teori modern ini faktor lingkungan dapat mempengaruhi
organisasi lalu berinteraksi dengan faktor dalam organisasi sehingga perlu
menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan yang terjadi demi untuk
mempertahankan kelanjutan hidupnya.
Pengertian Manajemen
Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa di dalam organisasi yang besar dan
telah berkembang maka seorang administrator dalam menjalankan tugasnya harus
dibantu oleh orang-orang lain supaya seluruh kegiatan organisasi itu berjalan
dengan lancar dan serentak.
Contoh:
toko si A yang telah kita contohkan sebelumnya, sekarang telah berkembang
menjadi toko serba ada, memiliki gedung yang luas atau bertingkat dan menjual
bermacam-macam barang keperluan masyarakat. Kalau toko sudah berkembang maka
diperlukan keahlian khusus untuk menanganinya. Oleh sebab itu tidak mungkin
lagi ditangani sendirian karena kemampuan seseorang terbatas, baik dari segi
waktu, kesempatan, maupun keahlian untuk mengurusnya. Dengan demikian si A
memerlukan pembantu-pembantu yang memiliki keahlian khusus untuk menangani
tiap-tiap bidang kegiatan di dalam tokonya seperti pembantu bidang pembelian,
bidang penjualan dan bidang keuangan.
Selanjutnya
kalau masing-masing pembantu itu sudah kepenuhan tugas, maka mereka akan
memerlukan pula orang yang akan membantunya dalam bidang tugas yang lebih
khusus lagi. Misalnya, pembantu bidang penjualan akan memerlukan seorang yang
ahli dalam memamerkan barang, seorang yang ahli dalam menyusun barang dan
seorang yang ahli dalam mencari langganan dan sebagainya. Pembantu bidang
pembelian akan memerlukan seorang yang ahli dalam memilih barang-barang yang
akan dijual, seorang yang ahli dalam mencari dan memilih rekanan, seorang yang
ahli dalam mengimpor barang dan sebagainya. Sedangkan pembantu bagian keuangan
akan memerlukan seorang ahli dalam pembukuan, seorang ahli dalam penyimpan dan
mengeluarkan uang (kasir), seorang yang ahli dalam menghitung pajak dan
sebagainya. Susunan pejabat-pejabat yang membantu A dalam mengelola toko serba
ada tersebut lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2
Dari
contoh tersebut dapat diketahui bahwa seorang administrator menggunakan
orang-orang yang menggunakan keahlian khusus sebagai pembantunya dalam usaha
mencapai tujuan pokok organisasinya. Dengan perkataan lain administrator
menggunakan para manajer / eksekutif untuk mencapai tujuannya. Sedangkan tindakan
atau kemampuan untuk memperoleh hasil yang diingini dengan menggunakan
orang-orang yang mempunyai keahlian khusus itu disebut “manajemen”. Oleh
sebab itu manajemen harus dilaksanakan dalam seluruh tingkat organisasi dari
tingkat paling atas sampai tingkat paling bawah.
Istilah
manajer lebih banyak digunakan dalam organisasi niaga, yaitu top manajer untuk
panggilan administrator, manajer untuk panggilan bawahan langsung
administrator, dan supervisor bagi bawahan langsung dari manajer. Sedangkan
istilah eksekutif lebih dikenal dalam organisasi negara, yaitu top executive
untuk panggilan administrator, middle executive bagi bawahan
langsung top executive, dan lower executive bagi bawahan langsung
middle executive. Walaupun demikian dalam prakteknya setiap organisasi
bebas menentukan sendiri sebutan bagi pejabat-pejabat tersebut. Dalam
organisasi niaga di Indonesia
kita mengenal istilah direktur untuk administrator, manajer untuk bawahan
langsung administrator, dan mandor untuk bawahan langsung manajer. Sedangkan
dalam organisasi negara seperti departemen pemerintahan dikenal menteri untuk
administrator, direktur jenderal untuk bawahan menteri dan direktur untuk
bawahan langsung direktur jenderal.
Dari
contoh tersebut terlihat pula bahwa tugas masing-masing pejabat baik yang
membantu administrator maupun yang membantu manajer / eksekutif berbeda satu
sama lain sesuai dengan sasaran yang akan dicapai masing-masing. Walaupun
demikian, dalam melaksanakan tugas semua pejabat perlu bekerja sama yang
mengarah kepada pencapaian tujuan pokok organisasi. Supaya semua kegiatan yang berbeda-beda
itu dapat diselaraskan satu sama lain dan berjalan serempak menuju kepada
pencapaian tujuan akhir, maka perlu ada yang mengarahkan dan yang
menyelaraskan. Tindakan penyelarasan dan pengarahan ini disebut dengan istilah
mengkoordinasikan. Koordinasi adalah tugas dari administrator, manajer dan
supervisor, terhadap kegiatan-kegiatan bawahannya masing-masing. Dengan
demikian bidang manajemen ini lebih menitikberatkan kepada pengurusan
manusia-manusia yang memberikan tenaganya untuk bekerja dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu. Teknik-teknik tersebut adalah teknik perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan Dalam hal ini manajemen juga diartikan sebagai
suatu proses koordinasi yang meliputi kegiatan mengarahkan, menyelaraskan semua
tindakan para bawahan yang berbeda-beda termasuk penyelarasan sumber-sumber
dana, alat perlengkapan, metode kerja, waktu dan tempat kerja menuju sasaran
yang telah ditentukan. Di antara semua yang dikoordinasikan itu, maka
faktor manusia dan tindakannya adalah yang paling menentukan berfungsi atau
tidaknya sumber-sumber tersebut dan sekaligus akan menentukan pula berhasil
atau tidaknya organisasi dalam mencapai tujuannya. pengendalian.
Unsur-unsur
manajemen dikenal dengan istilah 5M, yaitu: man (manusia), money (dana),
material (peralatan), machine-method (metode dan prosedur), marketing
(pemasaran atau langganan). Sehubungan dengan hal tersebut, kita mengenal
bermacam-macam lapangan manajemen, seperti manajemen personalia, manajemen
keuangan, manajemen perkantoran, manajemen perbekalan, dan sebagainya yang
lebih bersifat teknis. Di samping itu dalam manajemen ini banyak pula dikaji
bagaimana proses mempengaruhi individu-individu atau sekelompok individu supaya
mau mengubah atau menyesuaikan sikap dan perilakunya mengikuti arah tujuan yang
telah ditentukan. Proses mempengaruhi individu-individu itu maksudnya antara
individu yang memimpin dan individu yang dipimpin saling mempengaruhi terutama
dalam proses pengambilan keputusan dalam usaha mencapai sasaran. Oleh sebab itu kepemimpinan ini dikatakan sebagai inti dari manajemen.
J.G. Longenecker mengemukakan bahwa manajemen selalu digunakan dalam
hubungannya dengan orang-orang yang menjalankan kepemimpinan di dalam suatu
organisasi. Oleh sebab itu, dia mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses
kegiatan manajer dalam pengambilan keputusan, mengkoordinasikan usaha-usaha
kelompok, dan kepemimpinan. Kast dan Rosenzweig mengemukakan bahwa manajemen
itu meliputi koordinasi orang-orang dan koordinasi sumber-sumber material untuk
mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Henry L. Sisk mendefinisikan manajemen
sebagai koordinasi dari semua sumber (tenaga manusia, dana, material, waktu,
metode kerja dan tempat) melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian supaya dapat mencapai sasaran yang diingini.
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen lebih
banyak berhubungan dengan pengambilan kebijaksanaan, koordinasi dan
kepemimpinan. Jadi dalam manajemen ini, koordinasi adalah salah satu faktor
yang diutamakan pula. Koordinasi merupakan tugas dari pejabat-pejabat dalam
organisasi mulai dari tingkat atas sampai ke tingkat bawah. William H. Newman
mengemukakan bahwa “koordinasi itu adalah penyelarasan (mensinkronisasikan)
dan menyatukan tindakan-tindakan kelompok orang dalam organisasi”.
Contoh: suatu organisasi akan mengadakan perayaan ulang tahun. Berbagai
kegiatan dilakukan untuk memeriahkan ulang tahun tersebut, antara lain dengan
perlombaan olah raga, pertandingan tarik suara, perlombaan memasak, perlombaan
merangkai bunga dan diakhiri dengan acara puncak yaitu upacara resmi. Supaya
setiap acara meriah dan dapat diikuti oleh setiap orang, maka seorang
koordinator harus mengatur dan menyelaraskan setiap jenis kegiatan itu, baik
waktu maupun orang-orang yang menyelenggarakannya. Kalau acara tersebut
direncanakan berlangsung sepuluh hari, maka mula-mula dilakukan pertandingan olah
raga yang berlangsung selama lima hari. Sementara itu pada malam hari dapat
diadakan kegiatan latihan band dan penyanyi untuk menghadapi pertandingan
berikutnya. Sesudah pertandingan olah raga selesai maka segera disusul dengan
pertandingan tarik suara yang pelaksanaannya dijadwalkan berlangsung selama dua
hari. Sementara itu alat-alat pertandingan memasak dan merangkai bunga dapat
dipersiapkan. Setelah perlombaan tarik suara selesai maka disusul dengan
pertandingan memasak dan merangkai bunga selama dua hari. Pada hari terakhir
diadakan upacara resmi dan semua hasil perlombaan atau pemenang diumumkan serta
diberi hadiah.
Teratur atau kacaunya acara-acara yang telah ditetapkan dalam rangka
memeriahkan upacara ulang tahun organisasi tersebut sangat ditentukan oleh
keterampilan koordinatornya dalam menyelaraskan dan menyatukan acara-acara
serta urutan-urutannya.
Dari contoh tersebut di atas, terlihat bahwa tugas koordinator banyak
berhadapan dengan kegiatan yang dilakukan oleh manusia-manusia yang berbeda
sifat dan tingkah lakunya serta perlu diselaraskan supaya mengarah ke tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, seorang koordinator perlu memahami pola
tingkah laku bawahan dan motifnya. Koordinasi erat hubungannya dengan faktor
kepemimpinan. Itulah
sebabnya kepemimpinan (leadership) merupakan titik berat atau kunci
keberhasilan manajemen. Kepemimpinan adalah suatu usaha dari pemimpin untuk
mempengaruhi tingkah laku orang-orang lain supaya mau mengikuti apa yang
diinginkan pemimpin tersebut dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Dari uraian-uraian tersebut dapat dikemukakan bagaimana hubungan antara
administrasi, organisasi dan manajemen, yaitu organisasi dan manajemen adalah
sarana dari administrasi. Secara terperinci hubungan tersebut adalah sebagai
berikut: kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Melalui manajemen, semua
kegiatan dikoordinir dan diarahkan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan
dalam organisasi. Oleh sebab itu, manajemen ada pada setiap organisasi.
Organisasi adalah merupakan wadah atau tempat dilakukannya kegiatan-kegiatan
administrasi. Untuk jelasnya hubungan antara administrasi, organisasi dan
manajemen ini dapat digambarkan sebagai berikut:
0 comments:
Post a Comment